Redefining Architecture:
The Comprehensive Role of Artificial Intelligence
Widi Cahya Yudhanta, S.T., M.Sc.
Pendiri dan Arsitek Gugus Gagas Studio
Redefining Architecture:
Can AI Help Architects to Design?
Sejarah perkembangan AI sudah berjalan cukup lama sejak 1950 dengan diperkenalkannya teknologi AI sebagai decision maker dalam permainan catur yang kemudian semakin berkembang ke berbagai industri dan lini kehidupan. Dalam ranah desain khususnya arsitektur, sejarah perkembangan AI dimulai dari modularitas di tahun 1930.
Bagaimana AI dapat masuk dan membantu arsitek dalam design process?
Salah satu masalah arsitek adalah waktu, ditambah banyak tahapan dalam proses desain secara tradisional yang membutuhkan iterasi dan memakan banyak waktu. AI dapat masuk ke dalam proses tradisional dan membantu arsitek dalam mengerjakan beberapa tahapan mulai dari brainstorming, decision making pada tahapan analisis, sampai membuat opsi-opsi visualisasi sehingga arsitek dapat menghemat waktu.
Ar. Bagus Harri Mardoyo, IAI
Ketua Bidang Keprofesian IAI Jakarta
Profesi Arsitek
Berdasarkan UU No.6 Tahun 2017 Bab VI Pasal 22, disebutkan bahwa arsitek berkewajiban untuk memutakhirkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dan mengupayakan inovasi dan nilai tambah dalam Praktik Arsitek.
Secara umum AI dapat membantu arsitek baik pada tahap perancangan maupun pekerjaan yang bersifat dokumentatif. Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2021 Bab II Pasal 5, peran AI dapat dimanfaatkan untuk membantu arsitek dalam memaksimalkan kedalaman informasi yang dimuat dalam dokumen hasil kerja, juga mengintegrasikan kaidah fungsi dan kaidah konstruksi pada rancangan. Namun perlu diperhatikan bahwa arsitek lah yang tetap menjadi decision maker untuk menerapkan kaidah estetika dan memastikan produk final yang dihasilkan.
Peran AI dalam Arsitektur
- Pra AI
Bahasa/logika pemrograman "if-then, else"
Sudah digunakan di berbagai software arsitektur seperti ArchiCAD, Revit, SketchUp extension, dsb. Memiliki kelemahan pada perlunya code yang banyak dan kompleks.
- AI
Jenis AI dapat dibagi menjadi:
- "Narrow AI"
Artificial Narrow Intelligence (ANI)
Dibuat dan dilatih untuk memecahkan tugas spesifik. Sampai saat ini lingkup -lingkup pekerjaan arsitektur dapat dibantu oleh AI jenis ini.
- "Strong AI"
Artificial General Intelligence (AGI) - setara kecerdasan manusia
Artificial Super Intelligence (ASI) - melebihi kecerdasan manusia
Potensi AI dalam arsitektur dapat digunakan untuk:
- visualisasi desain dengan membuat image reference
- panduan regulasi dengan memberikan input peraturan membangun di suatu daerah
- task automation untuk menangani pekerjaan yang bersifat repetitif
- optimasi berdasarkan parameter-parameter tertentu
- gambar kerja yang dapat disusun oleh AI based application
Resiko Penggunaan AI
Sifat AI yang mengkonstruksi produk berdasarkan data-data yang dipelajari membuat resiko duplikasi dan data bias menjadi tinggi. Arsitek tetap harus teliti dalam mereview dan memilih output yang dihasilkan oleh AI.
"Praktik Arsitek yang andal dan profesional mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna, dan hasil guna karya Arsitektur. Hasil karya Arsitektur tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moril, materil, maupun di hadapan hukum sehingga dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap karya Arsitektur Indonesia."
– Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomomr 15 Tahun 2021
Peran AI dalam industri arsitektur banyak membantu tugas arsitek sebagai partner dalam berbagai proses desain. Perlu diperhatikan juga bahwa saat ini AI masih menghasilkan output berdasarkan data yang dipelajari sehingga arsitek perlu melakukan review terhadap hasil kerja AI secara teliti. Terlebih lagi arsitek harus bisa mempertanggungjawabkan hasil karyanya secara moril maupun materil sebagai decision maker.
Di balik kekhawatiran itu semua, arsitek tidak perlu terlalu cemas karna prinsip Venustas atau keindahan masih menjadi skill dari arsitek yang tidak akan tergantikan oleh AI.