Tapping into Regional Potentials: Establishing Margomarem Area through Collaborative Efforts
Mendengar nama ‘Telaga Menjer’ mungkin bukan jadi sesuatu yang asing lagi untuk sebagian orang. Telaga ini menjadi salah satu objek wisata favorit di Wonosobo karena keindahannya. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berinisiatif untuk menggali potensi yang dimiliki kawasan ini dengan memfasilitasi pendampingan terhadap masyarakat desa di kawasan tersebut melalui Sekolah Lapang.
Dari kolaborasi antara pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, dilakukan pengusulan pembentukan kawasan perdesaan di Telaga Menjer, yang berujung pada pembentukan Kawasan Margomarem.
Proses pendampingan pembentukan Kawasan Margomarem bertujuan mensinergikan semua pihak untuk kesuksesan pembangunan yang tahapannya dimulai dari diskusi, analisis data, perencanaan, hingga akhirnya sampai pada tahap implementasi. Salah satu program yang menjadi prioritas dari pendampingan ini adalah Quick Wins.
Quick Wins Margomarem memiliki tiga tujuan, yaitu meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan kawasan, melaksanakan program-program pembangunan, serta meningkatkan jejaring dan kemitraan kawasan. Untuk itu proses pendampingan yang dilakukan mencakup sebagai berikut:
- Studi Banding: Melakukan kunjungan studi banding dan identifikasi ke daerah Magelang dan Yogyakarta karena telah memiliki praktik terbaik dalam sektor pariwisata, pertanian, dan pengelolaan sampah dengan tujuan memperkaya wawasan pengelola Kawasan Margomarem dan masyarakat setempat.
- Pembentukan Tim Pendamping: Dilakukan dengan menugaskan satu orang pendamping lapangan untuk berinteraksi langsung dengan seluruh stakeholder di Kawasan Margomarem.
- Pemberdayaan Masyarakat: Memulai pendampingan Quick Wins untuk membangun sistem kemandirian kawasan perdesaan berbasis masyarakat yang memiliki tujuan mengakselerasi kemandirian Kawasan Margomarem.
Pendampingan yang dilakukan mengalami transformasi dari sistem luring menjadi sistem hibrida (luring dan daring) dengan tahapan sebagai berikut:
- Tahap Pertama (Februari - Agustus 2022):
- Pendampingan luring intensif selama tujuh bulan untuk pemetaan stakeholder kawasan dan penanganan terkait permasalahan eksisting.
- Pelatihan peningkatan kapasitas kepariwisataan bagi masyarakat melalui kolaborasi dengan lembaga pemerintahan seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Balai Latihan Kerja Wonosobo.
- Dibentuk manajemen unit usaha pariwisata Bumdesma oleh pemuda di Kawasan Margomarem sebagai local heroes.
- Tahap Kedua (September 2022 - Agustus 2023):
- Pendampingan hibrida berfokus pada pengembangan anggota Bumdesma dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder.
- Program-program yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan kapasitas SDM, tetapi juga pada peningkatan ekonomi masyarakat.
- Menekankan prinsip kemandirian dalam setiap aktivitas pendampingan, dengan harapan dapat mengarahkan Kawasan Margomarem menuju masyarakat pedesaan yang mandiri.
Stakeholder mapping adalah metode umum yang digunakan untuk memetakan pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan suatu daerah. Pemetaan ini dilakukan untuk menilai tingkat pengaruh dan kepentingan individu atau kelompok, serta mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam proses pembangunan. Untuk itu, stakeholder mapping memainkan peran penting untuk memahami preferensi, keterlibatan, dan aspirasi setiap orang dalam pembangunan kawasan, sehingga pendampingan untuk pengembangan kawasan dapat dilakukan secara efektif.
- Membangun Chemistry dan Rasa Kekeluargaan: Untuk memahami masyarakat dan kebutuhan mereka bukanlah sesuatu yang mudah karena tentunya perlu diawali dengan usaha untuk menimbulkan rasa percaya dan penerimaan terhadap kehadiran orang baru. Oleh karena itu, cara yang dapat dilakukan adalah melalui proses pendekatan personal yang santai untuk membangun hubungan yang dekat dan hangat dengan masyarakat Kawasan Margomarem.
- Memposisikan Masyarakat Sebagai Pelaku Utama/Partner Kerja dalam berbagai kegiatan: Masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga sebagai pihak utama yang terlibat dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi proses kegiatan pembangunan.
- Memahami karakter, mindset, dan keberpihakan setiap orang dalam kawasan: Setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman, dan kepentingan yang berbeda dalam proses pembangunan. Untuk itu, proses ini dilakukan dengan tujuan lebih memahami individu di Kawasan Margomarem agar pendampingan lebih efektif dan aspirasi mereka terwakilkan.
- Membangun frekuensi yang sama membutuhkan komunikasi berulang: Untuk mencapai frekuensi yang sama dengan masyarakat, komunikasi yang berkelanjutan dan terus-menerus perlu dilakukan, sehingga hubungan dapat terbentuk dengan baik dan memastikan bahwa pemahaman terkait kebutuhan, aspirasi, dan harapan masyarakat berada di jalan yang sama.