Ringkasan
Pada tahun 2018, Kota Palu dilanda bencana besar yang mengakibatkan banyak infrastruktur yang mengalami kerusakan. Likuifaksi atau mencairnya tanah menjadi lumpur adalah bencana yang melanda Kota Palu. Desa Olobojoh pada Kabupaten Sigih merupakan salah satu kawasan yang mengalami kerusakan terbesar dalam bencana ini. Di tahun 2019, Shirvano mulai merancang masjid An-Nur yang berada pada Desa Olobojoh. Masjid ini diharapkan dapat menjadi tempat ibadah umat Muslim yang kehilangan dan menjadi monumen peringatan bencana likuifaksi di Palu.
Konsep
Pembangunan masjid ini menerapkan beberapa aspek bangunan berkelanjutan menurut kriteria LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Mempertahankan adanya ruang luar dan daerah resapan yang baik merupakan sebuah penggunaan lahan yang berkelanjutan. Masjid ini dirancang dengan mengintegrasikan bangunan masjid dengan ruang terbuka hijau, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tempat kumpul dan area resapan air. Material yang digunakan pun adalah material yang ramah lingkungan dan juga menggunakan material dari sisa bencana yang masih layak pakai. Seperti pada bagian dinding yang menggunakan gabion, kerangka bangunan yang menggunakan besi dan beton, juga kolom serambi menggunakan kayu kelapa. Pemilihan ini juga mempertimbangkan kekokohan dan kemudahan dalam perawatan. Masjid ini juga memanfaatkan kondisi iklim untuk memberikan kenyamanan dan menghemat sumber daya energi atau biasa disebut dengan konsep passive design. Contoh dari passive design adalah penggunaan bukaan-bukaan sebagai jalur masuknya sinar matahari dan pertukaran udara. Melalui passive design juga, akan menghasilkan kualitas pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, sehingga dapat menjamin kesehatan dan kenyamanan penggunanya. Hal ini dikuatkan dengan penanaman pohon yang berperan sebagai filter udara, penghalau panas, dan kebisingan, serta menyimpan air di dalam tanah.
Tantangan
Tantangan terbesar yang dihadapi ketika merancang ini muncul karena ada jarak dan keterbatasan komunikasi antara desainer arsitek dengan para pekerja di lapangan. Perbedaan cara kerja antara pekerja di daerah dan kota-kota besar pun ikut menjadi tantangan dalam merancang masjid ini, terlebih pasca bencana likuifaksi, para pekerja lapangan pun ikut merasakan dampaknya. Selain itu, keinginan dari masyarakat sekitar yang beragam juga menjadi tantangan ketika mengusulkan rancangan untuk Masjid An-Nur.