Menilik secara aspek geografis, Kecamatan Sapuran dan Kepil terletak di salah satu wilayah strategis Kabupaten Wonosobo, tepatnya pada area gerbang selatan yang menjadi salah satu akses masuk Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di bawah kaki gunung menjadikan wilayah ini dianugerahi oleh pemandangan alam yang indah, sehingga menjadi daya tarik utama yang potensial di Kecamatan Sapuran dan Kepil. Berangkat dari lokasi geografis yang mendukung dan atraksi wisata yang tersedia, wilayah ini memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan untuk dikembangkan sehingga diperlukan adaya rencana pengembangan pariwisata. Potensi pariwisata ini akan dikembangkan dengan membentuk perencanaan pengembangan KPPK (Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten) Sapuran-Kepil dan sekitarnya. Khususnya, perencanaan pengembangan ini bertujuan untuk memberi arahan dan rujukan pembangunan wisata, serta pengembangan dan pengelolaannya, serta untuk turut mendukung terwujudnya kepariwisataan Wonosobo dan Indonesia yang berkelanjutan secara keseluruhan. Posisi KPPK pada kebijakan pemerintah mengenai kepariwisataan pun terdapat pada Perda Kabupaten Wonosobo Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Wonosobo Tahun 2017-2032.
Eksisting alam pada wilayah Sepuran-Kepil menjadi daya tarik utama dari pariwisata yang ditawarkan oleh kawasan ini. Tidak hanya berupa bentangan dataran hijau hutan dan perkebunan, terdapat pula sungai, tebing, hingga curug. Kondisi alam ini banyak dimanfaatkan masyarakat menjadi destinasi wisata yang beragam seperti taman, agrowisata, spot foto, dan lain sebagainya. Aktivitas wisata yang disajikan pada tiap-tiap spot pun terbilang cukup menjanjikan dan beberapa telah menjadi bagian dari event yang rutin dilaksanakan. Aktivitas tersebut diantara lain adalah motor trail, jeep off road, serta aktivitas menjanjikan lainnya seperti river tubing, sepeda downhill, outbond, dan rock climbing. Elemen lokalitas pada wilayah Sepuran-Kepil berupa sejarah Kabupaten Wonosobo, aneka kerajinan dan budaya produk lokal yang khas, serta kuliner lokal. Ketiga hal tersebut menjadi potensi yang turut menyumbang keanekaragam wisata yang ditawarkan di daerah Sepuran-Kepil selain wisata alamnya.
Ada potensi ada pula tantangan yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyusunan perencanaan pengembangan KPPK daerah Sepuran Kepil. Masih berhubungan depan potensi wisata, tantangan yang dihadapi kebanyakan seputar keberlanjutan dan pengelolaan wisata di wilayah tersebut. Meskipun memiliki segudang potensi alam dan wisata budaya, potensi tersebut dinilai masih belum cukup kuat untuk menjadi daya tarik pariwisata unggulan Kabupaten Wonosobo. Hal tersebut didasari oleh tiga permasalahan utama yang dihadapi yaitu seputar kurang optimalnya aspek pengelolaan wisata, kurang optimalnya aspek pemanfaatan potensi, dan kurang optimalnya aspek fisik dan teknologi pendukung daerah wisata. Dari aspek pengelolaan, masih terdapat wisata yang belum dikelola oleh lembaga resmi, serta kurangnya sinergi pengelolaan yang terintegrasi antar titik wisata. Aksesibilitas menuju beberapa titik wisata memiliki kendala oleh jalanan yang rusak, serta kurangnya fasilitas penunjang yang memadai.
Active Tourism merupakan konsep pengembangan pariwisata dengan fokus pengunjung untuk melakukan aktivitas fisik. Active tourism menggabungkan rekreasi, pendidikan, dan membawa manfaat baik bagi wisatawan maupun bagi daerah yang dikunjungi. Active tourism memiliki banyak kesamaan aspek dengan ekowisata dan wisata alam, juga mengintegrasikan beberapa kegiatan wisata aksi dan petualangan. Penerapan konsep ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi dari daerah Sepuran-Kepil cocok untuk dikembangkan kearah wisata rekreasi aktif seperti outbond, rock climbing, sepeda downhill, dan lain sebagainya. Visioning untuk tourism di daerah ini adalah ‘’The Adventurous Treasure”, yang berarti sebuah ‘harta terpendam’ untuk petualangan. Tujuan dari penerapan konsep tersebut ialah untuk berfokus pada pengembangan pariwisata berbasis rekreasi dan edukasi, dengan komponen utama petualangan, kebudayaan, dan alam. Dengan mengadaptasi konsep Active Tourism, pengunjung dapat belajar langsung dari penduduk lokal terkait budaya, cara hidup, bahasa, makanan, kepercayaan & nilai nilai budaya yang ada di lokasi tersebut. Selain itu, dengan menerapkan konsep ini, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal dengan minim dampak lingkungan, bahkan sebaliknya, dapat memberikan keuntungan bagi alam yaitu melindungi biodiversitas.