Low Impact Development: Solusi Permasalahan Manajemen Air Hujan untuk Perkotaan

Research & Ideas
January 19 , 2024

"Potensi ketersediaan air di Indonesia mencapai 690 miliar meter kubik per tahun. Diperkirakan baru sekitar seperempatnya yang telah dimanfaatkan. Kerusakan di hulu, baik karena deforestasi maupun konversi lahan hutan, pencemaran, sistem pendistribusian dan air permukaan terbuang percuma menjadikan penggunaan air belum efisien." - Djoko Kirmanto, mantan Menteri Pekerjaan Umum (2012)

Tahu kah kamu bahwa ternyata isu seputar air di Indonesia terutama seputar manajemen pengelolaannya masih menjadi permasalahan yang berlangsung hingga saat ini? Statement dari salah satu mantan Menteri Pekerjaan Umum di atas cukup menggambarkan tentang bagaimana ketersediaan air di Indonesia masih belum dimanfaatkan dengan maksimal dan efisien. Apa saja masalah yang terjadi di Indonesia?

1. Beberapa wilayah di Indonesia masih mengalami kelimpahan air luar biasa pada musim hujan dan kekeringan air pada musim kemarau karena variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air.
2. Distribusi air yang tersedia tidak merata.
3. Penggunaan air meningkat dengan cepat beriringan dengan menurunnya kualitas air sehingga mempersempit alternatif sumber air yang dimanfaatkan masyarakat.

Di pulau Jawa yang sebesar 7% dari luas lahan Indonesia, dihuni 57,5% penduduk, dan potensi air 4,2% dari seluruh yang ada di Indonesia bahkan terancam menjadi net importer air. Selain itu, penduduk di pulau-pulau kecil Indonesia kesulitan untuk mendapat air bersih sehingga harus menampung air hujan. Nah kalo ada air hujan aman dong harusnya?

Pada siklus hidrologi, jika air tidak ditangkap atau diserap maka akan menjadi aliran permukaan yang akan membawa berbagai polutan menuju badan air sehingga air tanah akan susah dicari dan menurunkan muka tanah. Sebaliknya, jika air terus meningkat di badan air maka akan menimbulkan banjir. Oleh sebab itu Stormwater Management akan bisa menjadi salah satu solusinya. 

Stormwater Management itu apa?

Stormwater management adalah upaya untuk mengurangi limpasan air hujan atau salju yang mencair ke jalan, halaman rumput, dan lokasi lain untuk peningkatan kualitas air.

Stormwater management dibagi menjadi dua, yaitu
1. Hard engineering atau gray infrastructure, bergantung pada pipa dan selokan untuk mengalirkan air hujan menuju fasilitas perawatan namun beresiko untuk membawa polutan, racun, dan makhluk hidup mikroskopis.
2. Soft engineering atau green infrastructure, mengandung elemen yang membantu alam untuk bekerja, sehingga membuat air terserap ke dalam tanah, menyaring polutan dan menahan air seperti yang dilakukan alam.
Tapi, yang mana yang lebih baik dalam perspektif urban design?

Salah satu solusinya yaitu Low Impact Development atau LID.
Low Impact Development merubah pandangan bahwa air limpasan harus dipindahkan secepat dan sebanyak mungkin seharusnya ditahan dan diresapkan ke tanah agar kebermanfaatan dari air dapat digunakan kembali. Hal ini bisa dicapai dengan memanfaatkan praktik pengelolaan air hujan skala mikro yang terintegrasi antara sistem drainase lokal, skala kecil, dan pengendalian sumber daya air regional.

Beberapa contoh dari teknik LID diantaranya adalah
1. Bioretention
2. Green roofs
3. Permeable pavement
4. Rain Barrel and Cisterns
5. Soil Amendment
6. Tree Box Filter

Bagaimana kalo LID diterapkan juga di Indonesia?
Menurut sebuah case study Universitas Indonesia catchment area oleh Luluk Azkarini, et al. pada 2019, efektivitas debit puncak banjir dapat diperoleh dengan menggunakan infrastruktur saringan pasir non permukaan atau saringan pasir permukaan. Dengan tambahan konsep bangunan LID, penurunan debit puncak terjadi di tahun kedua sebab LID adalah konsep pengelolaan hujan pada spektrum ringan hingga sedang. 

Konsep LID sendiri sangat cocok untuk diaplikasikan pada area urban yang memiliki lahan terbuka yang terbatas dengan memanfaatkan lahan di sekitarnya dengan efektif sehingga air hujan pada spektrum rendah dapat ditahan diatas permukaan tanah dan kemudian menyerap ke dalam tanah.

Lalu bagaimana kita bisa membantu?
1. Konsep pengelolaan air hujan harus terus dikembangkan dan dievaluasi. Air hujan harus ditahan mulai dari tempatnya jatuh sejauh mungkin, diuapkan, digunakan, dan/ atau disusupi melalui zona tanah aktif.
2. Transisi dari sistem pengelolaan air konvensional menuju sistem berkelanjutan memang tidak mudah, tapi hal ini akan bisa tercapai jika para pemegang kepentingan, masyarakat, dan pengembang infrastruktur dapat bekerja sama.
3. Meningkatkan sensitivitas mengenai pentingnya penerapan teknik dan strategi perancangan kota yang ramah lingkungan.
4. Para Urban Designer harus bisa merancang dan menularkan trend baru. Trend design yang “people-oriented” dapat dikaji kembali guna menciptakan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Indonesia bisa dibilang sedang darurat ketersediaan air bersih karena distribusi air yang merata dan menurunnya kualitas air. Oleh sebab itu, Stormwater Management dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas air dengan praktik Low Impact Development. Pemanfaatannya yang mengelola air hujan skala mikro dan dapat dilakukan di area urban dengan lahan terbuka yang terbatas pun juga dinilai cocok untuk diaplikasikan di Indonesia.

Related
Restorasi Akses Pejalan Kaki "Jogja yang Nyaman" Menjadi Kota Layak Huni Melalui Akupunktur Perkotaan

Penggunaan trotoar di Yogyakarta tidak sepenuhnya maksimal mengingat penggunaannya terganggu dengan .

Housing For Millenials

Kebutuhan kaum millenials terhadap tempat tinggal seolah bertabrakkan dengan wilayah perkotaan yang .

Transit Oriented Development

Ruang memiliki keterkaitannya yang erat dengan tranportasi publik yang tersedia di dalamnya. Area ya.

Brand Urbanism

Dalam meningkatkan penjualannya, brand dan juga perusahaan menjalin hubungan jangka panjang dengan s.

Green Infrastructure Insight

Green Infrastructure merupakan sebuah model perencanaan yang pertama kali diimplementasikan oleh Gub.

Urban Heat Island, Adakah Solusinya?

Pada perkotaan ditemukan kondisi yang jauh berbeda dari area pedesaan yakni temperatur wilayah. Hal .

Palm Oil Plantation: Existence, Projection, and How to Deal with This

Saat ini, Indonesia merupakan penghasil 61% total produksi kelapa sawit di dunia. Jika dilihat secar.

Sustainable Building for Sustainable Cities

Sustainable building merupakan sebuah konsep dimana gedung yang dibangun akan mengedepankan 3 aspek .

Shirvano Insight Vol.1 Telah Hadir!

Shirvano Insight adalah buletin yang diterbitkan oleh SHIRVANO Consulting yang memberikan perspektif.

Shirvano Insight Issue 2 telah terbit!

Pariwisata adalah sektor sosial ekonomi yang terus berkembang dan signifikan di Indonesia. Shirvano .

Discover Rural and Community Development with Shirvano Insight Vol. 2 No. 1

Rural and Community Development marks a significant milestone in the journey towards sustainable and.

Exploring Urban Housing Challenges with Shirvano Insight Vol. 2 No. 2!

Residential areas and settlements play a vital role in ensuring the well-being of communities in bot.

Embark on a Journey Through Urban Sanctuaries with Shirvano Insight Vol. 2 No. 3!

The urban environment serves as the vibrant core of our communities, acting as the center of ac.

Let's Create a Place for All with Shirvano Insight Special Edition 2!

Welcome back to Shirvano Insight Special Edition 2, this time compiled by our team from the Shirvano.

Low Impact Development: Solusi Permasalahan Manajemen Air Hujan untuk Perkotaan

"Potensi ketersediaan air di Indonesia mencapai 690 miliar meter kubik per tahun. Diperkirakan .

Terobosan Desain Pendidikan di Shirvano Insight Vol. 2 No 4!

Mari menjelajahi perkembangan dari ruang pendidikan dengan Shirvano Insight Edisi Vol. 2 No. 4. Edis.

DUA RODA vs DUA KAKI: Perjuangan untuk Ruang Berjalan Kaki di Kampus Indonesia

Walkability merupakan sebuah indikasi seberapa ramah suatu area untuk dapat dilalui dengan berjalan .

Mengenal Lebih Dalam Mengenai Konurbasi

Konurbasi merupakan suatu kondisi ketika kota-kota baik kota besar maupun kecil yang saling berdekat.

Lima Cara Simpel Nerapin Feng Shui di Rumah!

What is Feng Shui? Kata "feng shui" sebenarnya adalah gabungan dari kata-kata Bahasa Ti.

Shirvano Insight Special Edition 3: Urban Improvement for Humankind

Shirvano Insight Special Edition kembali dalam edisi ke-3 dengan kontribusi dari rekan-rekan Program.

AI dalam Arsitektur: Adaptasi, Kompetisi atau Kolaborasi?

Peran AI yang semakin merambah berbagai macam lini industri kerap kali dipandang sebagai hal yang me.

Are You Tired of Being Tired? Let’s Overcome Burnout!

Pernah ga sih kalian merasakan beberapa gejala kayak gini? Kelelahan yang tidak kunjung hilang.

One Room for Everything: Multi-purpose Space for Sustainability

Dalam beberapa tahun terakhir, kita dihadapkan dengan kondisi yang mendorong kita untuk mengevaluasi.

Leadership 101: Tipe Pemimpin Seperti Apa Kamu?

Kenapa penting untuk tahu tipe pemimpin mana yang cocok dengan kita? Memahami tipe kepemimpinan s.

Green Building: Why It's Important and What to Do

Why Green Building? How Important?   “The built environment is responsible for .

Empowering Margomarem: Insights from Community Facilitation in the Margomarem Area, Wonosobo Regency

Tapping into Regional Potentials: Establishing Margomarem Area through Collaborative Efforts &nbs.

Arsitektur Religius Masa Kini di Shirvano Insight Vol. 3 No. 1

Dengan senang hati kami memperkenalkan edisi terbaru dari Shirvano Insight, di mana kami mengeksplor.

Shirvano Insight Special Edition 4: Living Space Inclusiveness

Dengan bangga interns Shirvano Intership Batch 21 mempersembahkan Shirvano Insight Special Edition 4.

Bersama Margomarem, Perjalanan Shirvano Consulting : Berdaya Bersama Masyarakat Kawasan Perdesaan Margomarem

Penulis: Ayu Annisa Annasihatul Ainaqo Tebal hlm: xx; 50& Ukuran buku: 11.1125 x 15.7427 cm .

Menggagas Kembali Ruang Terbengkalai

Kami dengan senang hati mempersembahkan Shirvano Insight Vol. 3 No. 2 dengan tema "Membayangkan Ulan.